| |||
Menurut kepala penelitian, Profesor Manfred Spitzer, daya kerja otak bayi dapat mengalami gangguan 'belajar' akibat gambar yang dihasilkan oleh televisi. "Otak bayi tak dapat memroses rangkaian dari tampilan benda maupun suara dari televisi," ujarnya. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan Manfred Spitzer di Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut ia melibatkan sekelompok bayi yang memiliki kisaran umur 9 hingga 12 bulan. Kemudian bayi-bayi ia bagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dibacakan cerita dalam bahasa Cina. Sementara, kelompok bayi lainnya mendengarkan cerita yang sama dari sebuah televisi. | |||
Hasilnya, bayi-bayi dari kelompok pertama dalam waktu dua bulan berselang dapat mengenali suara dalam bahasa Cina. Namun, kelompok dua yang melulu hanya mendengarkan dan melihat tampilan layar di televisi tidak mempelajari apa pun dari yang dilihatkan di televisi. Tak hanya itu saja, penelitian ini juga membuktikan bahwa bayi yang secara berkala dibacakan cerita, maka mereka akan mengenali atau mengetahui jumlah kata delapan persen lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak yang hanya melihat acara televisi khusus bayi atau DVD yang khusus diperuntukkan bagi bayi. "Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi terbukti 20 persen lebih rendah perbendaharaan katanya." |
Wednesday, February 20, 2008
Televisi Hambat Perkembangan Otak Bayi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment